Tari Topeng Getak Kaliwungu



Munculnya kesenian Tari Topeng Getak Kaliwungu dilatarbelakangi dengan kondisi sosial budaya. Pada dasarnya wilayah di Kabupaten Lumajang tidak memiliki penduduk asli. Kelompok etnis yang terdapat di Kabupaten Lumajang diantaranya adalah Jawa, Madura, Arab, dan China. Oleh karena itu, terdapat nilai budaya yang dapat menjadi perkembangan sosiokultural di wilayah Kabupaten Lumajang

Mayoritas Penduduk Kabupaten Lumajang beragama Islam dan dikenal sebagai pemeluk agama Islam yang sangat kuat. Nilai-nilai Islam sangat dipegang erat dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun masyarakat Kabupaten Lumajang memeluk agama Islam dengan taat, namun mereka belum sepenuhnya meninggalkan bentuk-bentuk kepercayaan lama. Peran ulama masih sangat menonjol dalam kehidupan masyarakat Lumajang. Sehingga masih muncul tata nilai dan perilaku yang berdasarkan kepercayaan lama yang telah ada sebelum agama Islam hidup subur di daerah ini. Sebagian besar mata pencaharian masyarakat di desa Kaliwungu adalah petani, baik itu pemilik tanah maupun petani penggarap serta buruh tani. Keadaan sosial budaya masyarakat yang agraris suka hidup mengelompok membuat masyarakat mempunyai kebudayaan dan adat istiadat tertentu. Masyarakat agraris cenderung mempertahankan budaya dan adat istiadatnya sehingga masyarakat desa kaliwungu mempunyai ide memunculkan kesenian Tari Topeng Getak Kaliwungu.

Pada tahun 1806 terdapat desa-desa orang Madura di pojok timur keresidenan-keresidenan Jawa terdapat 25 desa di Pasuruan, 3 desa di Probolinggo, 4 desa di Lumajang, 22 desa di Puger (Jember) dan 1 desa di Panarukan. Pada tahun 1846, populasi orang Madura di pojok timur Jawa diperkirakan berjumlah 498.273, serta sedayu sekitar 240.000. jumlah total etnis Madura di Jawa adalah 1.055.915. Pada pertengahan abad ke-19 hampir separuh penduduk Kabupaten Lumajang adalah orang Madura. Hal ini disebabkan karena dibukanya perkebunan partikelir yang membutuhkan banyak karyawan di Kabupaten Lumajang. Adapun salah satu faktor dominan para migran Madura pindah ke daerah Lumajang dan Jember dilatarbelakangi oleh masalah ekonomis. Para migran Madura beranggapan bahwa di tempat baru memiliki prospek masa depan yang baik untuk mencukupi keluarganya.
Terjadinya gelombang migrasi yang jumlahnya semakin besar, mendorong para migran berusaha membentuk pemukiman sendiri yang terpisah satu sama lain. Pemukiman orang Madura biasanya didasarkan unsur- unsur dengan membawa dan mengembangkan seni tradisional dari daerah tempat tinggalnya. Migran Madura menyebar didaerah Kecamatan Tempeh, Kecamatan Yosowilangun, Kecamatan Pasirian. Migrasi orang Madura ke daerah Lumajang yang dari sisi ekonomi didimonasi oleh perkebunan dan pertanian melahirkan sebuah kebutuhan akan hiburan untuk melepas rindu pada kampung asalnya.

Terjadinya gelombang migrasi sekelompok etnis Madura membawa dan mengembangkan budaya asalnya. pengembangan budaya asalnya itu dilakukan karena pada waktu senggang mereka memerlukan hiburan. Pengembangan budaya asalannya itu juga untuk menjalin interaksi dengan orang sesukunya. Hal ini dilakukan untuk menjalin solidaritas agaraa jati diri dan budayanya di tempat perantauan tetap terbina dengan baik.
Migrasi orang-orang Madura ke Lumajang
Selain itu para migran Madura membawa dan mengenmbangkan seni-seni tradisional dari daerah asalnya seperti seni Macopat, seni Tandhak, kesenian Tari Topeng.
Getak, Sandhur dan lain-lain. Salah satu kesenian yang unik dan menarik adalah kesenian tari topeng Getak, karena salah satu migran Madura menetap di desa.
Pementasan Kesenian Tradisional Tari Topeng Getak Kaliwungu di Kecamatan Tempeh Kabupaten Lumajang Tahun 1940-2013

Pementasan Kesenian Tradisional Tari Topeng Getak Kaliwungu di Kecamatan Tempeh Kabupaten Lumajang Tahun 1940-2013

Penambahan berbagai aksesoris yang digunakan sesuai dengan perkembangan zaman busana yang digunakan diantaranya: Bagian atas (hiasan kepala) menggunakan jamang, hiasan leher menggunakan kalung panjang yang terbuat dari bahan beludru.
Tahun 2001 busana yang dikenakan dalam kesenian Tari Topeng Getak mengalami perubahan lagi, karena para seniman sudah mulai memodifikasi lebih modern.
Tahun 1940, kesenian tari ini masih berbentuk sederhana busananya hanya memakai rompi celana pendek warna hitam dan sampur. Tahun 1945 busananya masih tetap dan tidak mengalami pergeseran karena masih belum mempunyai ide untuk mengembangkan kreativitas dalam membuat. Busana tahun 1948 kostum yang digunakan sudah mengalami kemajuan dengan berbubah warna lebih mencolok disesuaikan dengan karakter orang Madura. Tahun 1960 busana kesenian Tari Topeng Getak Kaliwungu lebih busana yang digunakan lebih menarik bagian atas kepala menggunakan aksesoris jamang, celana rapek hitam, gongseng, serta sapu tangan pengganti senjata Prabu Baladewa.
Pada sebuah pertunjukan kesenian Tari Topeng Getak Kaliwungu diperlukan elemen-elemen pendukung agar makna yang disampaikan kepada penonton dapat dikomunikasikan dengan baik. Keunikan atribut yang terdapat pada seni tradisional ini adalah topeng yang digunakan sebagai penutup muka penari.

Atribut Kesenian Tari Topeng Getak Kaliwungu
Perubahan Kesenian Tradisional Tari Topeng Getak Kaliwungu di Kecamatan Tempeh Kabupaten Lumajang Tahun 1940-2013

Getak tidak terlepas dari seni pertunjukan Topeng Dalang. Setiap kesenian yang bersifat tradisional memiliki latar belakang atau sejarahnya, begitu juga dengan kesenian Tari Topeng Getak Kaliwungu.

Getak Kaliwungu di Kecamatan Tempeh Kabupaten Lumajang Tahun 1940

Lumajang berkat generasi-generasi penerus dari keluarga yang awalnya membawa kesenian tradisional ini. Getak Kaliwungu selanjutnya berkembang di kabupaten.

Sejarah Munculnya Kesenian tradisional Tari Topeng
Instrumen Musik Kesenian Tradisional Tari Topeng Getak Kaliwungu

Musik tradisional adalah music yang hidup di masyarakat secara turun-temurun dan dipertahankan sebagai sarana hiburan . Tahun 1940. Alat musikyang digunakan pada kesenian Tari Topeng Getak Kaliwungu masih sangat sederhana. Peralatannya terdiri dari kentongan yang terbuat dari bambu musik kenong tello’ terompet atau saronen yang dibawa dari daerah asalnya di Pulau Madura. Tahun 1960 instrumen musik pada kesenian Tari Topeng Getak Kaliwungu terjadi pergesaran dengan penambahan alat kendang besar. Fungsi kendang besar ini sebagai pemurba (pengatur irama).
Tahun 1980 terdapat penambahan alat musik kendang dengan jenis Kendang Jidor dan Kendang Ketipung. Fungsi instrumen musik Kendang Jidor untuk memberikan dinamika aksen-aksen yang terdapat pada kesenian Tari Topeng Getak Kaliwungu, sedangkan fungsi dari Kendang Ketipung hanya sebagai pengiring pada alat music Kendang Besar. Tahun 1990 instrumen musik Kesenian Tari Topeng Getak Kaliwungu mengalami pergesaran dengan adanya penambahan alat musik Kempul dan Gong Fungsi Kempul dan Gong adalah sebagai finish dari sebuah lagu dan irama.

Pemetasan Kesenian Tradisional Tari Topeng Getak Kaliwungu

Pementasan kesenian Tari Topeng Getak Kaliwungu dapat dilaksanakan di tempat tertutup maupun di tempat terbuka. pementasan di tempat tertutup umumnya dilakukan untuk acara-acara resmi yang tidak melibatkan masyarakat umum acara hiburan di instansi-instansi pemerintah di perguruan tinggi dan lain sebagainya. Pementasan di tempat-tempat seperti diatas umumnya tidak memiliki tujuan lain selain hiburan. Pementasan kesenian Tari Topeng Getak Kaliwungu yang sering dijumpai di tempat terbuka seperti halaman yang luas atau lapangan.

Pergeseran Fungsi Kesenian Tradisional Tari Topeng Getak Kaliwungu di Kecamatan Tempeh Kabupaten Lumajang Tahun 1940-2013

Perkembangan kesenian Tari Topeng Getak Kaliwungu di Kabupaten Lumajang dari pertama diciptakan sampai sekarang memiliki perubahan fungsi.
Tahun 1940 kesenian Tari Topeng Getak Kaliwungu diciptakan untuk pelipur rindu terhadap kampung asalnya karena di daerah Lumajang masih jarang dengan hiburan. Seiring dengan perubahan fungsi pada pertunjukan kesenian Tari Topeng Getak Kaliwungu yang mengalami perubahan dimana pada awalnya dipertunjukkan untuk mengisi waktu senggang sebagai tarian awal pada kesenian sandur, kini kesenian Tari Topeng Getak Kaliwungu menjadi tarian yang berfungsi sebagai sarana hiburan baik penyambutan tamu, hajatan perkawinan, khitanan maupun acara besar lainnya.



Diposting oleh: Hilda Rahmawati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Instagram