MAKNA DARI TARI TOPENG



             Kesenian tradisional sarat makna kerap dipentaskan dalam momen-momen tertentu dI suatu daerah. Misalnya saat menyambut tamu atau dalam ajang festival kesenian. Untuk menggambarkan ekspresi wajah sang penari, tak jarang tati-tarian tersebut dilengkapi dengan properti topeng yang sesuai dengan karakter sang penari. Tari topeng Cirebon adalah salah satu tarian di wilayah Kesultanan Cirebon. Tari Topeng Cirebon, kesenian ini merupakan kesenian asli daerah Cirebon, termasuk Subang, Indramayu, Jatibarang, Majalengka, Losari, dan Brebes. Disebut tari topeng, karena penarinya menggunakan topeng di saat menari. Pada pementasan tari Topeng Cirebon, penarinya disebut sebagai dalang, dikarenakan mereka memainkan karakter topeng-topeng tersebut.
             Tari topeng ini sendiri banyak sekali ragamnya dan mengalami perkembangan dalam hal gerakan, maupun cerita yang ingin disampaikan. Terkadang tari topeng dimainkan oleh satu penari tarian solo, atau bisa juga dimainkan oleh beberapa orang. Pada dasarnya masing-masing topeng yang mewakili masing-masing karakter menggambarkan perwatakan manusia. Kencana Wungu, dengan topeng warna biru, mewakili karakter yang lincah namun anggun. Minakjingga (disebut juga kelana), dengan topeng warna merah mewakili karakter yang berangasan, tempramental dan tidak sabaran.
              Selain memiliki nilai historis, Tari Topeng Cirebon sarat akan makna dan filosofis. Terutama untuk tari jenis topeng Panji yang terkenal sangat paradoks itu. Kenapa dikatakan paradoks karena dalam tari topeng Panji Cirebon ini terkandung unsur-unsur yang saling bertentangan. Pertentangan-pertentangan itu dapat ditemukan dari beberapa hal yang diantaranya adalah topeng yang dikenakan dalam tari Topeng Panji yang berwarna putih polos tanpa hiasan sama sekali hingga tak dapat dibedakan apakah topeng ini menggambarkan sosok lak-laki atau sosok perempuan, gerak tari pun demikian, tak dapat dibedakan apakah itu gerak seorang yang mewakili sifat maskulinitas lelaki atau femininitas perempuan.
              Gerak-gerak tariannya amat minim, namun iringan gamelannya begitu gemuruh. Kalau meminjam kata-katanya Prof. Drs. Jakob Sumardjo, Gerak Tarian Panji seolah-olah “tidak menari”. Justru karena tariannya tidak spektakuler, maka ia merupakan sejatinya tarian, yakni perpaduan antara hakiki gerak dan hakiki diam. Satu hal lainnya yang membuat tari topeng panji Cirebon sedemikian paradoks adalah karena meski tari ini dihadirkan sebagai pembuka dari rangkaian tari topeng Cirebon lainnya yakni Pamindo-Rumyang dan Patih-Kelana tapi tari panji mengandung unsur dari keempat tari topeng itu sendiri. Ia hadir selaku pembuka sekaligus juga perwujudan dari klimaks pertunjukan tari topeng itu sendiri.
                Selain itu, untuk menarikan tari topeng panji ini tidak sembarang orang bisa menarikannya. Itulah sebabnya ada pendapat yang mengatakan bahwa hakikinya pada zaman dulu tari topeng panji ini adalah jenis tarian para raja Jawa yang lebih dekat ke sisi spiritualnya daripada sebagai tontonan. Pendapat ini muncul karena Dalam Negarakertagama dan Pararaton dikisahkan raja Majapahit yaitu Prabu Hayam Wuruk pernah menari topeng (kedok) yang terbuat dari emas. Hayam Wuruk menarikan topeng emas (atapel, anapuk) di lingkungan kaum perempuan istana Majapahit. Jadi Tari topeng Cirebon ini semula hanya ditarikan para raja dengan penonton perempuan (istri-istri raja, adik-adik perempuan raja, ipar-ipar perempuan raja, ibu mertua raja, ibunda raja). Pun begitu dengan Raden Patah yang menari Topeng di kaki Gunung Lawu di hadapan Raja Majapahit, Brawijaya.
               Inilah yang membuktikan bahwa Tari Topeng Cirebon erat hubungannya dengan konsep kekuasaan Jawa. Bahwa hanya Raja yang berkuasa dapat menarikan topeng ini, ditunjukkan oleh babad, yang berarti kekuasaan atas Jawa telah beralih kepada Raden Patah, dan Raja Majapahit hanya sebagai penonton. Dan karena sakralnya tarian ini maka sebelum pelaksanaan tari topeng Cirebon ini seorang penari harus terlebih dahulu melakukan laku puasa, berpantang pada sesuatu, dan semedi. Selain itu juga dipersembahkan segala macam sesajian yang mengandung unsur-unsur dualisme sekaligus pengesaan yang antara lain mewujud dalam berbagai sesajian yang sering dijumpai yang diantaranya bedak, sisir, cermin yang merupakan lambang perempuan, didampingi oleh cerutu atau rokok sebagai lambang lelaki.
             Bubur merah lambang dunia manusia, bubur putih lambang Dunia Atas. Cowek batu yang kasar sebagai lambang lelaki, dan uleg dari kayu yang halus sebagai lambang perempuan. Pisang lambang lelaki, buah jambu lambang perempuan. Air kopi lambang Dunia Bawah, air putih lambang Dunia Atas, air teh lambang Dunia Tengah. Sesajian adalah lambang keanekaan yang ditunggalkan.
Secara semiotika kita bisa mengkaji macam-macam topeng dari beberapa sudut pandang yang bisa diakses oleh indra kita sebagai manusia. Adakah tanda dan lambang kehidupan manusia pada kebudayaan tari topeng ini?
             Di dalam semiologi Roland Barthes dan para pengikutnyamengatakan bahwa denotasi adalah makna sebenarnya sesuai kamus. Konotasi adalah makna ganda yang lahir dari pengalaman cultural dan personal. Konotasi yang menetap pada suatu komunitas bisa berakhir menjadi mitos. Ketika kekuatan mayoritas memberi konotasi tertentu kepada suatu hal secara tetap sehingga lama kelamaan menjadi mitos (makna yang membudaya).
             Topeng panji adalah topeng pertama yang keluar disaat pertunjukan tari topeng.Topeng panji berwarna putih keluar bersamaan gemericik ramainya suara gamelan-gamelan yang ditabuh para catrik (penabuh gamelan).Gerakan si penari dengan topeng panji perlahan, polos dan lembut serta tak banyak olah gerak. Secara konotasi bisa dimaksudkan bahwa topeng panji itu perumpamaan kelahiran seorang manusia. Manusia yang baru lahir sebagai anak-anak yang tidak banyak gaya atau tingkah, ia juga tidak dipenuhi hasrat dan nafsu seperti orang dewasa.Kelahirannya ditandai dengan gemericik ramai suara gamelan yang artinya lahir ditengah dunia yang telah ramai dengan berbagai hal. Warnanya putih karena jiwa anak-anak pada awalnya bersih, seperti yang kita ketahui bahwa anak yang baru lahir itu bagai sehelai kertas putih kosong.
              Topeng samba putih, merupakan topeng kedua yang keluar dalam pertunjukan tari topeng Indramayu. Ini perumpamaan masa remaja seorang manusia. Topeng ini digambarkandengan mata yang mulai terbuka dan gigi yang terlihat, itu merupakan gambaran bahwa dia telah melihat dunia dan telah terpengaruh oleh lingkungan.Gigi serta mulutnya yang mulai terbuka kecil menunjukan hasrat dan nafsunya mulai keluar. Setiap perkataannya bisa mengandung hasrat dan nafsu yang segera akan berubah menjadi tindakan, kemudian menjadi karakter setelah biasa dilakukan.
              Topeng samba abang, berwarna merah muda. Gambaran topeng ini matanya cukup terbuka dan mulutnya cukup terbuka juga. Topeng ketiga yang keluar ini menggambarkan sosok manusia yang sudah dewasa(balig). Warna topengnya merah muda menggambarkan nafsu dan hasratnya telah matang. Pada masa ini hasrat dan nafsu tidak bisa ditahan, tetapi bisa dialihkan. Mengapa hasrat dan nafsunya tidak bisa ditahan? Karena hasrat dan nafsu adalah fitrah manusia (sifat manusia). Warna merah muda artinya tidak sepenuhnya merah. Menggambarkan bahwa hati manusia tidak pernah benar-benar sepenuhnya dikuasai oleh nafsu, selalu ada rasa kemanusiaan yang masih tersimpan di hati manusia. Sejatinya jiwa dan ruh manusia itu bersifat baik, hanya saja raga manusia mempunyai sifat keduniawian.
               Topeng tumenggung, Topeng ini digambarkan dengan mata yang terbuka lebar, berwarna coklat dan berkumis.Dari namanya tumenggung menandakan bahwa manusia pada fase ini sedang pada masa kejayaannya. Artinya berkuasa atas dirinya sendiri, tidak ada larangan dari siapapun kecuali dari dalam dirinya yang berasal dari kesadara sepritual berupa etika dan agama. Pada fase ini manusia seringkali mengalami puber kedua. Mengapa bisa terjadi puber kedua? Karena pada fase ini manusia benar-benar ada dalam kondisi prima (masa produktif).Kondisi prima sangat mendukung godaan-godaan duniawi yang datang silih berganti. Tentu saja rasa ingin tahu dan rasa ingin mencoba tidak bisa ditahan saat situasi dan kondisi mendukung.
              Topeng tumenggung berwarna coklat merupakan kombinasi dari warna merah dan hijau.Hijau menggambarkan kesuburan (kekayaan) dan merah menggambarkan hasrat dan nafsu. Saat manusia memiliki kekuasaan dan kekayaan (tahta dan harta), godaan duniawi semakin berat. Banyak orang tidak mampu mengontrol godaan duniawi pada fase ini.
Topeng kelana gendrung berwarna merah dengan matanya yang melotot, mulutnyamenganga dan giginya besar,berkumis dan rambutnya terlihat tebal. Topeng kelana gendrungadalah gambaran manusia yang sedang kebingungan mencari kebenaran. Terkadang ia mengejar-ngejar hasrat dan nafsunya, kemudian menyesalinya. Ia mengulangi kesalahannya dan menyesalinya lagi dan lagi. Gerakan tarian topeng kelana gendrung sangat lincah dan berenergi. Gerakannya maju, mundur dan berputar, menggambarkan kebingungan seorang manusia karena tidak mampu mengenali jati dirinya. Saat manusia tidak mengenal jati dirinya dapat dipastikan ia tidak mampu mengendalikan macam-macam hasrat dan nafsu yang ada pada dirinya. Fase ini biasanya terbatas dan tidak berlangsung lama, karena manusia dibatasi oleh umur. Saat umur bertambah dan tubuh sudah tidak dalam keadaan prima lagi, hasrat dan nafsu pun tidak mendapat kendaraan (tubuh) yang mendukung. Terkadang fase ini juga dihentikan oleh tubuh yang mendadak sakit. Tidak sedikit manusia yang meninggal pada fase ini karena telah menempuh jalan salah.
             Walau mata topeng kelana genderung melotot, tetapi tidak diartikan bahwa ia bisa melihat dunia ini dengan jelas. Matanya melotot karena ia ingin benar-benar melihat dunia ini, tetapi dunia ini penuh tipu daya. Artinya ia tertipu dengan apa yang dia lihat. Dia melupakan akhirat yang seharusnya ia lihat. Topeng kelana udeng berwarna merah tua, bentuknya wajah topengnya hampir sama dengan topeng kelana genderung, hanya warnanya yang berbeda. Warna topeng ini menggambarkan manusia yang sudah mulai beranjak tua. Gerak tarian topeng ini mulai mengurangi kelincahan tetapi masih berenergi, menggambarkan manusia yang hampir habis masa produktifnya. Energinya masih terlihat karena pada masa ini biasanya manusia menaruh harapan yang besar pada anaknya yang sudah beranjak dewasa (balig).
            Topeng rumyang berwarna putih kemerah merahan, matanya menjadi sayu (sipit). Topeng ini menggambarkan manusia yang sudah cukup tua, dan masa produktifnya benar-benar habis. Warnanya kembali putih karena ia mulai sadar bahwa ia menjadi tua dan segera habis waktunya di dunia. Tetapi warnannya agak kemerah-merahan, menunjukan sisa-sisa perbuatannya semasa muda yang penuh hasrat, nafsu dan angkara. Topeng kiprah berwarna putih, matanya kembali terbuka lebar. Topeng ini menggambarkan keadaan manusia yang sudah bertobat, dilambangkan dengan warnanya yang kembali ke warna putih seperti topeng panji yang pertama. Namun topeng kiprah ini matanya terbuka cukup lebar, matanya menggambarkan ia melihat dunia dan akhirat secara seimbang. Ketika seorang manusia telah bertobat, ia akan sering mengingat kematian. Karena sering mengingat kematian ia akan mencari tahu kehidupan setelah kematian (akhirat). Jadi pada fase ini, biasanya manusia merasa dekat dengan kematian, karena fase ini biasanya dialami orang yang benar-benar tua umurnya. Tentu saja semakin tua umur manusia, ia akan semakin sadar bahwa ia semakin mendekati kematian. Ketika ia sadar akan dekatnya kematian, ia akan mengatasi rasa takutnya menghadapi kematian dengan berbuat baik dan bertobat.
           Topeng panji sampai topeng kiprah menggambarkan perjalanan hidup manusia dan perjalanan spiritual manusia. Semua manusia akan mengalami proses perjalanan yang sama, hanya saja waktu dan jalannya bervariasi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kebudayaan tari topeng ini mengandung makna yang begitu luhur. Membuktikan bahwa kebudayaan Indonesia sangat luhur dan mengandung nilai falsafah yang teramat dalam. Dikatakan juga, untuk mengukur peradaban suatu bangsa, kita bisa melihat dari kebudayaan bangsa tersebut. Tari topeng ini adalah salah satu bukti luhurnya peradaban nenek moyang bangsa Indonesia.



Sumber link dari artikel di atas :

1. https://www.kompasiana.com/fuji.ep/54f7425ea33311b06d8b48dd/tari-topeng-makna-8-macam-topeng

2. https://www.garudacitizen.com/tari-topeng-cirebon-dan-makna-dibaliknya/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Instagram