➷Ale Writer
Good day.. Much love for y'all guys! and this article bout Batik yang ada di Cirebon, kita harus bangga karena koleksi batiknya ikonik banget dan so popular untuk pecinta seni. Selamat membaca semua!
Lost of love and affection, Ale💖
|
Batik
Cirebon merupakan ragam batik khas Cirebon yang merupakan salah satu
dari empat sentra industri batik di Jawa Barat yang masih ada hingga
sekarang. Tiga sentra industri batik lainnya adalah Indramayu, Tasikmalaya,
dan Garut. Meskipun demikian, Cirebon
merupakan sentra batik tertua yang memberikan pengaruh terhadap ragam pola
batik di sentra-sentra industri batik lain di Jawa Barat.
Motif
batik Cirebon yang paling terkenal dan menjadi ikon Cirebon adalah motif Megamendung. Motif ini melambangkan awan
pembawa hujan sebagai lambang kesuburan dan pemberi kehidupan. Sejarah motif
ini berkaitan dengan sejarah kedatangan bangsa Tiongkok di Cirebon, yaitu Sunan Gunung Jati yang menikah dengan
wanita Tionghoa bernama Ong Tie. Motif ini memiliki gradasi warna yang sangat
bagus dengan proses pewarnaan yang dilakukan sebanyak lebih dari tiga kali.
Sejarah
Batik
yang ada di wilayah Cirebon berkaitan dengan kesultanan-kesultanan yang ada di
wilayah ini, di antaranya yaitu kesultanan Kasepuhan dan kesultanan
Kanoman. Pola penyebaran Batik Cirebon sama dengan pola penyebaran
batik Yogya atau Solo yakni pertama-tama muncul di lingkungan dalam keraton
kemudian dibawa keluar lingkungan keraton oleh para abdi dalem yang bertempat
tinggal di luar keraton.
Pada
mulanya, seni membatik hanya dipelajari para putri keraton untuk mengisi waktu
senggang mereka. Ornamen batik yang berkembang saat itu antara lain
ornamen paksi naga liman, siti inggil, Kanoman, Taman
Kasepuhan, dan Taman Sunyaragi. Batik yang dihasilkan disebut batik
bergaya keratonan.
Selanjutnya,
masyarakat Cirebon juga mempelajari seni batik sebagai barang dagangan. Ornamen
yang dihasilkan disebut pesisiran dan batik yang dihasilkan disebut batik
pesisiran.
Motif batik Cirebon
Motif
atau ornamen batik Cirebon dikelompokkan menjadi ornamen batik pesisiran dan
batik keraton, yaitu Keraton Kasepuhan dan Keraton Kanoman. Selain dikembangkan
oleh keluarga keraton dan masyarakat yang setia kepada sultan, masyarakat
Cirebon juga memiliki karakter terbuka terhadap budaya asing. Ornamen yang
dihasilkan misalnya ornamen paksi naga liman yang memperoleh
pengaruh dari Persia, soko cino dari keramik Cina, dan buraq dari Arab.
Ornamen
batik keraton memiliki pola yang baku, memiliki nilai simbolis, dan bermakna
religius. Sementara itu, pola batik pesisiran sangat dinamis dan mengikuti
permintaan pasar. Secara garis besar, ornamen batik Cirebon dapat
digolongkan menjadi lima jenis, yaitu wadasan, geometris, pangkaan,
byur, dan Semarangan.
1.
Wadasan:
biasanya disebut batik Keraton, ditandai dengan ornamen-ornamen yang berasal
dari Keraton Cirebon. Nama-nama untuk motifnya antara lain adalah singa
payung, naga saba, taman arum, dan megamendung.
2.
Geometris: kain
yang didesain sebelumnya harus diberi garis-garis dengan bantuan penggaris,
misalnya motif tambal sewu, liris, kawung,
dan lengko-lengko.
3.
Pangkaan (buketan):
menampilkan lukisan pohon atau rangkaian bunga yang lengkap, sering dilengkapi
burung atau kupu-kupu. Nama-nama untuk motifnya antara lain adalah pring
sedapur, kelapa setundun, soko cino, dan kembang
terompet.
4. Byur : motif batik ini
ditandai dengan ornamen bunga dan dedaunan kecil yang mengelilingi ornamen
pokok secara penuh, misalnya adalah karang jahe, mawar
sepasang, dara tarung, dan banyak angrum.
5. Semarangan: menampilkan penataan
ornamen yang sama atau motif ulang yang ditata agak renggang, misalnya adalah
motif piring selampad dan kembang kantil.
Sebanyak 10 motif batik khas Cirebon tengah
didaftarkan sebagai Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Komunal oleh Dinas
Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Cirebon. Di antaranya, motif Mega Mendung, Patran
Kembang, Taman Teratai, Lenggang Kangkung, Kapal Kandas, Ganggengan,
Mataharian, Tebu Sekeret, Pring Sedapur, dan Ceker Ayam.
Kesepuluh motif batik itu
mempunyai ciri khas dan makna masing-masing.
Berikut makna 10 motif batik khas Cirebon yang
berhasil dirangkum Tribun Jabar berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Disperindag Kabupaten Cirebon,
Deni Agustin.
1. Mega Mendung
Mega Mendung menjadi salah
satu motif batik khas Cirebon yang
paling terkenal. Motif tersebut
dinilai sederhana, namun memancarkan kesan elegan bagi yang mengenakannya. Bahkan, mega mendung menjadi
motif paling ikonik pada batik Cirebon.
"Mega mendung merupakan
visualisasi dari bentuk awan yang diolah sehingga memiliki gaya
tersendiri," kata Deni Agustin saat dihubungi melalui sambungan
teleponnya, Minggu (24/3/2019).
Ia mengatakan, bentuk motif mega mendung dianggap
paling menarik, terutama tata warna yang terdiri dari 5 hingga 7 lapis itu.
"Lima menunjukkan rukun
Islam dan tujuh melambangkan langit yang dilewati Nabi Muhammad SAW saat Isra
Mikraj," ujar Deni Agustin.
2. Patran Kembang
Selain mega mendung,
motif lain yang didaftarkan HKI ialah Patran Kembang. Menurut Deni, Patran diartikan sebagai pola batik bermotif tumbuhan
merambat. Patran Kembang mengambil
bentuk tumbuhan menjalar, misalnya rerumputan.
"Selain menampilkan ranting
yang menjalar, terdapat pula motif lain berupa daun dan bunga," kata Deni
Agustin
3. Taman Teratai
Taman Teratai mengilustrasikan
bentuk kolam dengan tanaman teratai yang terdapat di keraton. Tak ketinggalan pula bentuk gajah yang
disamarkan dengan susunan wadasan, motif naga yang terlihat sebagian, dan
terdapat unsur motif burung.
"Pada Taman Teratai, semua
motif menyimpan ajaran tarekat tentang upaya penyatuan dengan Ilahiah atau
dalam bahasa Jawa, Manunggaling Kawula Gusti," ujar Deni Agustin.
4. Lenggang Kangkung
Lenggang Kangkung diartikan
sebagai gaya gerak tumbuhan kangkung yang merambat. Deni mengatakan, motif tersebut merupakan ilustrasi tanaman
kangkung di atas permukaan air.
5. Kapal Kandas
Motif batik Kapal Kandas
menggambarkan penumpang di atas kapal. Bentuk
kapal digambarkan dengan bentuk garis dan bidang, kemudian diisi hiasan flora
dan fauna. Deni menyarankan agar
batik motif Kapal Kandas sebaiknya dipakai oleh orang yang mapan.
"Maksudnya agar si pemakai
itu tidak mengalami kegagalan, karena berlabuh dengan aman," kata Deni
Agustin.
6. Ganggengan
Sementara batik motif Ganggengan
diambil dari tumbuhan ganggeng atau ganggang yang tumbuh di air. Motif tersebut merupakan ilustrasi dari
suasana habitat tumbuhan ganggang tersebut. Bahkan,
pada motif itu juga ditemukan hiasan binatang air sebagai pelengkapnya.
7. Mataharian
Motif Mataharian mengangkat
ilustrasi bentuk bunga matahari yang ditata secara acak dan mengisi bidang
kosong. Namun, susunan bunga matahari
itu tidak begitu penuh, masih menyediakan ruang kosong.
"Pada bentuk bunga
dimunculjan tiga susunan helaian daunnya, dan latar belakangnya yang merupakan
bidang kosong itu diisi dengan isen-isen beras wutahaan," ujar Deni
Agustin.
8. Tebu Sekeret
Tebu Sekeret atau sekerat tebu
memperlihatkan anyaman longgar dari batang tebu yang berbentuk diagonal. Pertemuan dua batang tebu yang diagonal
itu identik dengan batas buku-bukunya.
"Tebu ini kebanggaan
masyarakat Cirebon,
karena sejak zaman Belanda, Kabupaten Cirebon merupakan
penghasil gula nasional," kata Deni Agustin.
9. Pring Sedapur
Motif Pring Sedapur atau serumpun
bambu mengilustrasikan serumpun bambu yang disusun berjajar pada sehelai kain
batik panjang. Di bagian kosongnya diisi dengan
ornamen daun, bunga, atau kupu-kupu.
10. Ceker Ayam
Motif Ceker Ayam menampilkan
jejak-jejak telapak kaki ayam atau biasa disebut ceker. Dibatasi bidang jajaran genjang dengan dua jenis stilasi bentuk
ayam yang ditata secara zigzag. Sementara
jejak telapak kaki ayam digambarkan dua buah garis pendek yang diletakkan di
sudut bidang kotak-kotak latar belakang motif.
"Penyamaran bentuk ayam,
bahkan meninggalkan sama sekali bentuk aslinya untuk menghindari gambar makhluk
bernyawa," ujar Deni Agustin.
Source by :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar